Wayarzuqhumin haitsu laa yahtasib," kata Mamah Dedeh. BACA JUGA: 4 Artis Ini Pernah Dikabarkan Meninggal Dunia, Terbaru Vicky Prasetyo Bikin Ketawa, Ini Tingkah Kocak Jarwo Kwat di AKSI Asia 2021 "Memang berat rasanya saya merasakan sendiri. Makanya Jejen mamah kasih nilai 88 karena mamah ngalamin sendiri tapi dengan ketakwaan kita kepada
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam kehidupan ini banyak sekali hal-hal yang tak terduga yang kita temui, bahkan kita alami sendiri. Pasangan hidup misalnya, banyak sekali mereka –mereka yang dulunya pacaran bertahun-tahun lamanya mulai dari SMP,SMA bahkan sampe diteruskan di bangku kuliah, e.....ternyata jodoh yang menjadi pendamping hidupnya bukan sang pacar yang selama ini setia menemaninya bertahun-tahun, tapi malah tetangga kampung belakang kata orang jawa, alias ngepek anake tonggo dapat anaknya tetangga. Dan masih banyak lagi kejadian unik tak terduga lainnya yang tidak mungkin saya ceritakan satu persatu di bicara kejadian tak terduga, saya punya catatan special tapi gak pake telor kayak buat martabak untuk bisa saya bagi kepada semua pembaca coretan saya ini. Mudah-mudahan coretan yang saya bagi ini bisa dijadikan inspirasi atao renungan bagi kita semua. Jadi beberapa hari yang lalu istri saya lapor ke saya, biasa ...kita kaum suami adalah tempat menerima laporan dan aduan setiap saat,setiap jam dan setiap menit bagi para ibu-ibu kalau lagi galau terutama masalah keuangan kalau lagi menipis. Isi laporannya, bahwa anak saya yang pertama kak Thoriq mau ulang tahun tanggal 30 September nanti. Anaknya sih tidak pingin neko-neko pingin macem-macem, Cuma satu yang ia minta, acara ulang tahunnya dirayakan di sekolah kayak temen-temen sederhana, tapi kan harus ada biaya khusus untuk acara syukuran tersebut. Wah...berarti banyak pengeluaran pengeluaran ekstra dong untuk minggu ini pikir keuangan yang biasa dipegang istri dan isi kantong saya lagi tanggal tua lagi syukurannya, bagi saya dan istri termasuk suatu masalah yang harus diselesaikan dengan secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya...biasanya kami berdua punya dana kalau pas tanggal muda saja, maklum statusnya baru berjuang alias Guru nggak seberapa sih tapi alhamdulillah cukuplah untuk kami berempat. Gimana nih...?kata istri istri saya tidak saya respon serius serius amat apalagi sampe methentheng .Biasa saja”ya tar saya tak usaha cari ucapan saya waktu tiga hari tiga malam istri saya gak bisa tidur mikirin acara ulang tahun anak saya harus gimana nanti. Apalagi anaknya sudah meniteni atau menengeri tanggal ulang berpikir dan merenung salam tiga hari tiga malam muncullah ide yang cemerlang dari istri saya. Bagi saya ini bukan ide cemerlang, tapi karena ide ini jalan satu satunya yang harus ditempuh yakni cari pinjaman alias “UTANG”!Sebelum ide itu saya laksanakan,sorenya saya dapat telpon dari kakak saya untuk menggantikannya ngisi acara pengajian di kampus. Kakak saya tidak bisa karena harus ke luar kota kebetulan jadwalnya berbarenagn acara pengajian berpikir panjang saya langsung menyanggupi untuk menggantikan kakak karena lagi konsen mikir acara ulang tahun anak saya jadiya kurang bisa berpikir jernih. Padahal acara pengajian mahasiswa besok itu even besar agenda tahunan di kampus, diikuti semua mahasiswa meski dipersiapkan matang jauh-jauh hari. Apalagi bahan dan temanya belum saya gak papalah itung-itung untuk nolong sesama berangkat ngajar saya sudah dipesen-peseni sama istri supaya cari pinjaman temen kantor atau mungkin saudara yang bisa dimintai bayank sih Cuma 300 ribu untuk kekurangannya istri saya mau cari tambahan kalau gitu,pikir tidak begitu saja semua dibebankan ke suami. Sengaja saya berangkat ngantor agak mruput pagi-pagi sekali biar bisa ketemu sama orang yang akan saya minta bantuan pinjamannya. Sambil nunggu teman saya otak atik laptop browsing sana sini, tiba-tiba HP saya bunyi...tu...t....tu...t....tu...t. Ada SMS dari istri saya, “ah ...paling nanyain kabar soal utang tadi, sudah dapat apa belum, pikir saya. Tapi setelah saya buka”Yah, cari pinjamannya gak jadi saja, honor insentif untuk GTT sudah turun”begitu bunyi sms dari istri saya. Seketika itu juga saya ucap”ALHAMDULILLAH...............Sorenya, setelah jam ngajar saya selesai dan saya sudah siap-siap mau pulang, tiba-tiba HP saya bunyi, tut.....tut....tut....Setelah saya liat koq nomornya asing.”Assalamualaikum ...Bapak kita dari panitia pengajian kampus mau konfirmasi, sebentar lagi acara pengajiannya akan dimulai nanti jam kami tunggu kehadiran dan kepastian dari bapak”begitu suara di ujung HP saya mengingatkan saya.”ASYTAGHFIRULLAHAL ADZIM.....saya lupa bahwa sore ini saya dah janjian mau ngisi acara pengajian di bahan dan temanya dadakan lagi, tapi gak papalah...Bismillah...Segera saya persiapkan bahan – bahan materi untuk disampaikan pada acara sampai di tempat acara, ternyata sudah ditunggu –tunggu oleh banyak akhirnya, alhamdulillah...segala yang saya persiapkan tadi tidak sia-sia semuanya bisa saya sampaikan kepada mahasiswa dengan lancar, bahkan responnya sangat baik. Terbukti banyak sekali mahasiswa yang antusias untuk bertanya pada acara pengajian tersebut. Setelah saya acara tersebut selesai, tiba-tiba ada tiga orang mahasiswi bagian dari panitia tersebut menghampiri saya,”Bapak terimakasih atas kedatangnya dan bantuannya, ini ada sekedar tanda terimakasih dari kami panitia pengajian”begitu ucapan mbak mahasiswi panitia sambil menyodorkan amplop warna putih ke tidak bisa mengucapkan kata lain selain ucapan terimakasih sambil menerima” tali asih” dari kampus tersebut di tengah-tengah jalan pikiran saya mulai tidak tenang,’kira-kira isinya berapa ya...?saya sudah tidak sabar pingin lihat berapa nilai nominalnya. Setelah sampai di rumah, sebelum amplop itu saya serahkan istri, terlebih dahulu saya ternyata.....ALHAMDULILLAH....yang bikin saya bersyukur sekaligus takjub ternyata jumlahnya nominalnya sama persis seperti yang ingin saya pinjam dari temen saya 300 ribu....Apakah ini yang disebut sebagai rizki MINHAITSU LAA YAHTASIB......? Lihat Sosbud Selengkapnya
MINHAITSU LAA YAHTASIB. rejeki itu datang dari arah mana saja yg tidak di sangka sangka. PADEPOKAN SENGKELAT. RAJANYA AZIMAT !! Akun Resmi/ Official Account JEJAK MISTIS - Langsung Klik Disini. Whatsapp :
O assassinato do presidente Jovenal Moïse traz de volta às manchetes a instabilidade política no certa forma, o incidente também leva a questionar qual foi o legado da Missão das Nações Unidas para Estabilização do Haiti Minustah, que teve seu braço militar comandado pelo Exército Brasileiro por 13 anos. Relacionadas Inicialmente prevista para durar seis meses, a missão ficou no país de 2004 a 2017. A atuação de mais de 30 mil militares sempre foi exaltada pelo Exército com exemplo de intervenção que teria colocado em prática um modelo brasileiro de pacificação, mais focado na questão social do que na militar."A iniciativa da ONU veio após um golpe de Estado como uma missão de esperança, mas para muitos haitianos a Minustah foi uma catástrofe, que não trouxe realmente a estabilização social e política que se esperava", afirma o haitiano Eddy Celestian, que estuda ciências sociais na Universidade Federal da Fronteira Sul, em Chapecó SC.Ele deixou a capital Porto Príncipe em 2016 e conta que, durante a ocupação, o Haiti parecia um país mais tranquilo."Mesmo com o que eu chamo de derivas autoritárias da Minustah, o país parecia mais calmo. Mas, ao longo do tempo, a missão perdeu seu sentido. Acabou se tornando mais um exercício militar do que uma operação de paz. Tornou um castigo para os haitianos e também para uma parte dos militares que estavam sofrendo naquela situação", afirma milhares de denúncias de abusos sexuais contra a Minustah —praticados por soldados, funcionários civis da ONU e de toda a organização da ajuda humanitária— também mancharam a imagem da integrantes da Minustah tiveram filhos com mulheres haitianas, muitos frutos de estupro, e essas crianças estão atualmente crescendo sem os Celestian, estudante haitiano"A participação brasileira evidencia o contraste entre prática e retórica. O discurso é permeado pelo princípio da não indiferença, marcado por fortes traços humanistas. Na prática, defendiam interesses, sobretudo, dos Estados Unidos e da França", diz ele.'Nada de bom'O economista haitiano Jean Jores Pierre, da Universidade do Estado do Haiti, também tem uma análise pessimista. "Muitos haitianos acreditam que a Minustah não trouxe nada de bom.""Foi um fracasso porque acabou fazendo parte do infortúnio do país, os soldados reintroduziram a cólera no Haiti, matando mais de 10 mil pessoas, e a ONU não fez nada para dar alguma compensação para essas famílias", epidemia de cólera teria começado após o esgoto não tratado de soldados nepaleses infectados ser jogado no rio mais importante do professor de relações internacionais Miguel Borba de Sá, da Faculdade de Coimbra e integrante da Rede Jubileu Sul, afirma que, após dois anos em território haitiano, já havia o "discurso militar de sucesso da missão registrado em livros, jornais e revistas".Sucesso pra quem? Foram feitas ações interessantes após o terremoto, mas a ocupação militar brasileira ajudou a estabilizar um governo golpista, após a queda do Jean Bertrand Aristide. Já a democracia e os direitos humanos não foram consolidados. Se um ataque desses acontece contra o presidente Moïse, imagine o que ocorre nas outras camadas da Borba de Sá, professor de relações internacionaisEle, que foi coordenador de uma campanha pela retirada das tropas do Haiti, destaca que a missão pode ser considerada um sucesso no desenvolvimento do controle para uma camada específica da população."O modelo de pacificação envolveu populações negras e pobres, consideradas perigosas e à beira de revoltas. Portanto, populações que precisariam de uma gestão militar. Existe um certo efeito bumerangue, um mútuo aprendizado, nas políticas de segurança entre Haiti e Rio de Janeiro."Desta maneira, na opinião do professor, a missão teve a função de, com a chancela da ONU, exaltar o papel das Forças Armadas."A missão foi um terreno fértil para uma geração inteira de militares que se relegitimou com o discurso 'A gente que está aí para ajudar'. Hoje estamos vivendo no Brasil as consequências de um governo muito militarizado."Interferência dos EUAJean-Bertrand Aristide, um padre da Teologia da Libertação que liderou o movimento contra a ditadura da família Duvalier dos conhecidos Papa Doc e Baby Doc, foi o primeiro presidente democraticamente eleito do Haiti. Sofreu um golpe, mas conseguiu voltar ao poder para concluir o anos 2000, foi novamente eleito. Aos poucos, passou a sofrer pressão de instâncias multilaterais. Quando deixou o poder, o Haiti enfrentava uma grave crise econômica e duros bloqueios internacionais."Existe uma controversa carta de renúncia, que ele diz que não assinou, mas acabou sendo lida no Parlamento", afirma Borba de Sá, que fez sua tese de doutorado sobre as relações entre Brasil e circunstâncias em que deixou o poder e, posteriormente, foi levado para um exílio na África por americanos também são EUA, que tinham intenção de manter no país um bom clima de negócios para suas indústrias ali instaladas, enviaram tropas no dia da queda de norte-americanos já estavam envolvidos na custosa e controversa campanha contra o terror no Afeganistão 2001 e no Iraque 2003. Foi, então, que o Brasil recebeu o convite, intermediado pela França, para participar da missão multilateral articulada no Conselho de Segurança."O Brasil acabou entrando em uma certa terceirização da política externa norte-americana de intervenções. A missão militar não se sustentou somente pela ingerência externa, foi se construindo uma administração em que muita gente se beneficiou", diz Borba de Sá."Diante dos problemas, o Brasil sempre recorreu à tática de lavar as mãos, como é comum na diplomacia, mas, como liderança militar, tinha sua responsabilidade. Quando soldados do Sri Lanka transformaram batalhão espaço de abuso sexual, o Brasil alegava que era uma questão dos soldados do Sri Lanka. Já a epidemia de cólera foi um problema dos nepaleses. Na verdade, todos estavam sob o comando brasileiro."minhaitsu laa yahtasib. Sebagian ulama kemudian membedakan istilahnya. Ada istilah "kasab" , yakni harta yang didapat seseorang yang sejalan dengan kerja dengan ikhtiarnya, misalnya seorang pegawai setiap bulan akan mendapatkan gaji, ini menjadi kasab,
- Doa adalah senjata Umat Islam. Banyak sekali ayat-ayat dalam Al Quran yang memiliki banyak keutamaan, salah satunya ayat seribu dinar. Bagi yang belum pernah mendengar ayat seribu dinar perlu anda ketahui bahwa ayat ini adalah bagian akhir ayat 2 dan seluruh ayat 3 dalam surat At Thalaq. Dinamakan ayat seribu dinar adalah karena khasiat ayat seribu dinar yang konon jika dibaca akan memudahkan kita dalam mencari rezeki. Berikut ini bunyi ayat seribu dinar Al Quran Surah At – Talaq ayat 2-3 وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُ ۥۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدۡرً۬ا ٣ “Wa mayyattaqillaa ha yaj-al lahuu makhraja – wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib – wa mayyatawakkal a- lallaahi fahuwa hasbuh – innallaaha baalighu amrihi – qad ja a lallaahu li kulli syai in-qadra Artinya “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya diberi-Nya kelapangan dan diberi-Nya rezeki yang tidak diduga-duga. Siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya dijamin-Nya, sesungguhnya Allah sangat tegas dalam perintah-Nya dan Dialah yang mentakdirkan segala sesuatu.” Kisah ayat seribu dinar Jika ditelusuri dari jejak sejarah, diceritakan pada zaman dahulu ada seorang lelaki yang bekerja sebagai pedagang. Suatu malam lelaki itu bemimpi ditemui Nabi Khidir as. Dalam mimpinya, lelaki itu diisyarati oleh Nabi Khidir as untuk bersedekah sebanyak seribu dinar. Awalnya lelaki, itu tidak mengindahkan isyarat mimpi ini. Kemudian datang mimpi yang kedua dan ketiga dengan jalan mimpi yang sama. Lelaki itu kemudian berfikir bahwa mimpi yang ia alami merupakan kebenaran.
Wamay yattaqillaa ha yaj-'al lahu makhraja - wa yarzuqhu min haythu la yahtasib - wa may-yata-wakkal 'a- lallaahi fahuwa hasbuh - innallaha balighu amrih - qad ja 'a lallahu li kulli shayin qadra " And for those who fear Allah, He (ever) prepares a way out, And He provides for him from (sources) he never could imagine.ArtikelTerbaru rezeki min haitsu laa yahtasib - Air yang memisahkan namun menyatukan dua benua. Saya disuguhi pemandangan yang begitu indah di pelupuk mata. Dua cahaya dari dua benua.
Rezekiitu min haitsu laa yahtasib. Begitu juga yang saya Tahun keempat dengan reward yang sama keempat kalinya. Katanya, rezeki tak akan kemana. Rezeki itu min haitsu laa yahtasib. Begitu juga yang saya Disukai oleh Brian Yuli Andika. Foto Foto
jna1K. 9433134234042012914737485